• Home
  • »
  • Article
  • »
  • Apa Saja Pantangan dan Larangan Saat Hari Raya Imlek yang Harus Dihindari?

Apa Saja Pantangan dan Larangan Saat Hari Raya Imlek yang Harus Dihindari?

Perayaan hari raya imlek yang meriah dengan pertunjukan barongsai

Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan momen penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Selain identik dengan warna merah, barongsai, dan hidangan khasnya, Imlek juga memiliki berbagai tradisi dan kepercayaan, termasuk pantangan atau larangan yang sebaiknya dihindari.

Pantangan atau larangan saat Hari Raya Imlek tersebut berakar pada kepercayaan dan tradisi mendalam dalam budaya Tionghoa. Sebagian besar pantangan ini berkaitan dengan simbolisme keberuntungan, rezeki, kesehatan, dan keharmonisan.

Melanggar pantangan dipercaya dapat membawa kesialan atau mengganggu energi positif di awal tahun. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menghormati tradisi ini.

Apa saja larangan saat Imlek beserta makna dibaliknya? Yuk kita cari tahu!

1. Menyapu atau Membuang Sampah

Salah satu larangan saat hari raya imlek adalah menyapu

Menyapu atau membuang sampah pada hari pertama Imlek dianggap sebagai tindakan “membuang” keberuntungan atau rezeki yang baru datang.

Aktivitas menyapu dianggap sama dengan menyapu bersih kekayaan. Sedangkan membuang sampah disimbolkan sebagai membuang rezeki atau nasib baik yang ada di dalam rumah. Oleh karena itu, membersihkan rumah sebaiknya dilakukan sebelum hari Imlek tiba.

2. Menggunakan Benda Tajam (Pisau, Gunting, Jarum)

Hindari menggunakan benda-benda tajam seperti gunting

Menggunakan benda tajam seperti pisau, gunting, atau jarum pada hari Imlek dipercaya dapat “memotong” rezeki atau keberuntungan. Selain itu, penggunaan pisau harus dihindari karena dikaitkan dengan potensi terjadinya luka atau kecelakaan di awal tahun.

3. Makan Bubur

Pantangan mengonsumsi bubur saat Imlek

Makan bubur dilarang saat Imlek karena bubur dianggap sebagai simbol kemiskinan di masa lalu. Pada zaman dahulu, bubur sering dikonsumsi oleh masyarakat yang kurang mampu karena bahan-bahannya yang murah dan mudah didapat.

Oleh karena itu, mengonsumsi bubur pada hari pertama Imlek dipercaya dapat membawa kesialan atau kemiskinan di sepanjang tahun yang baru.

Larangan ini bukan berarti merendahkan makanan bubur itu sendiri, melainkan sebagai pengingat agar memulai tahun baru dengan semangat dan harapan yang lebih baik, serta menjauhi hal-hal yang diasosiasikan dengan kesulitan ekonomi.

Jadi, makna sebenarnya yang bisa diambil dari larangan makan bubur saat imlek adalah harapan untuk memulai tahun baru dengan keberuntungan dan kemakmuran, bukan dengan kekurangan.

4. Makan Daging saat Perayaan Imlek

Pantangan makan daging saat perayaan Imlek

Larangan makan daging saat Imlek, khususnya pada sarapan hari pertama, memiliki beberapa interpretasi. Pertama, bagi sebagian orang Tionghoa, ini merupakan bentuk penghormatan kepada para dewa, khususnya Buddha, yang diyakini menentang pembunuhan hewan. Larangan ini dianggap sebagai simbol belas kasih dan penghormatan terhadap makhluk hidup. 

Kedua, beberapa sumber menyebutkan bahwa larangan ini berkaitan dengan kepercayaan bahwa pada hari pertama Imlek, para dewa sedang berkunjung dan saling memberikan ucapan selamat tahun baru, oleh karena itu, menyajikan hidangan daging dianggap kurang pantas.

5. Memakai Pakaian Warna Hitam dan Putih

Pantangan memakai pakaian hitam karena melambangkan duka

Warna hitam dan putih sering dikaitkan dengan suasana duka atau kematian dalam budaya Tionghoa. Oleh karena itu, sebaiknya hindari memakai pakaian berwarna hitam atau putih saat merayakan Imlek. Pilihlah warna-warna cerah seperti merah atau emas yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran.

6. Keramas dan Memotong Rambut

Larangan untuk tidak keramas pada saat Imlek

Larangan keramas dan memotong rambut saat Imlek, khususnya pada hari pertama, berkaitan erat dengan pelafalan kata rambut (发, fā) dalam bahasa Mandarin yang mirip dengan kata kaya atau kemakmuran (发财, fācái). Oleh karena itu, mencuci rambut dianalogikan dengan mencuci atau menghilangkan keberuntungan dan rezeki di awal tahun. 

Sementara itu, memotong rambut diartikan sebagai memotong rezeki atau bahkan memperpendek umur menurut beberapa kepercayaan. Makna sebenarnya dari larangan ini adalah harapan untuk mempertahankan dan meningkatkan keberuntungan serta rezeki yang diharapkan datang di tahun baru.

7. Larangan Mencuci Saat Hari Raya Imlek

Pantangan mencuci untuk menghormati Dewa Air saat Imlek

Larangan mencuci pakaian atau mencuci piring, khususnya pada hari pertama dan kedua Imlek, berkaitan erat dengan penghormatan terhadap Dewa Air (Shuishen). Dua hari tersebut diperingati sebagai hari kelahiran Dewa Air, di mana mereka juga percaya bahwa air melambangkan kekayaan dan sumber kehidupan.

Oleh karena itu, mencuci pada hari-hari tersebut sebaiknya dihindari karena dianggap sebagai tindakan yang kurang menghormati dewa, dan dipercaya melambangkan membuang kekayaan dan keberuntungan.

8. Meminjamkan serta Menagih Uang

Dilarang menagih hutang saat tahun baru Imlek

Saat Tahun Baru Imlek, meminjamkan uang dianggap tabu, dan idealnya semua hutang telah dilunasi sebelum malam Tahun Baru Imlek. Bagi yang memiliki piutang, sangat dianjurkan untuk tidak menagih hutang pada saat perayaan Imlek, karena tindakan tersebut dipercaya dapat membawa sial sepanjang tahun bagi pihak yang menagih.

9. Pantangan Pergi ke Rumah Sakit

Jika tidak dalam keadaan darurat jangan mengunjungi rumah sakit saat tahun baru imlek

Pantangan mengunjungi rumah sakit saat Imlek kecuali saat keadaan darurat, didasari oleh kepercayaan bahwa rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya energi negatif, seperti penyakit dan kesedihan. Kunjungan ke rumah sakit saat imlek diyakini dapat membawa energi negatif tersebut ke dalam kehidupan seseorang selama setahun mendatang. 

Larangan ini bukan berarti mengabaikan kesehatan, melainkan lebih kepada simbolisme untuk memulai tahun baru dengan energi positif dan harapan akan kesehatan yang baik.

10. Memecahkan Perabotan

Usahakan untuk tidak memecahkan piring dan perabotan pecah belah lainnya saat Tahun Baru Cina

Memecahkan mangkuk, piring, gelas, atau barang pecah belah lainnya saat Imlek dianggap sebagai pertanda buruk karena dilambangkan dengan memecahkan keberuntungan, keharmonisan, atau bahkan rezeki yang berlipat ganda. Bunyi pecahan yang keras juga dihubungkan dengan suara pertengkaran atau perselisihan. 

Namun, jika insiden tersebut tidak terhindarkan, mereka biasanya akan segera mengucapkan “sui sui ping’an” (岁岁平安), yang berarti “semoga damai dan aman setiap tahun,” sambil membawa kertas merah untuk membungkus pecahan tersebut sebagai upaya untuk menetralkan energi negatif dan mencegah kesialan.

11. Mengucapkan Kata - kata Negatif

Mengucapkan kata-kata negatif dipercaya dapat menyebabkan kemalangan

Larangan mengucapkan kata-kata negatif saat Imlek, seperti kata-kata yang berkaitan dengan kematian, penyakit, kemiskinan, atau kesialan, didasari oleh kepercayaan bahwa ucapan memiliki kekuatan untuk memengaruhi realitas.

Mengucapkan kata-kata negatif di awal tahun baru dianggap dapat “menarik” energi negatif dan menyebabkan kemalangan atau kesialan di sepanjang tahun. Sebaliknya, mengucapkan kata-kata positif dan harapan baik diyakini dapat mendatangkan keberuntungan dan kebahagiaan.

Makna sebenarnya dari larangan ini adalah untuk menciptakan suasana yang optimis dan positif di awal tahun, serta menjaga pikiran dan perkataan agar selaras dengan harapan akan keberuntungan dan kemakmuran.

Dengan menghindari kata-kata negatif, masyarakat Tionghoa percaya akan memulai tahun baru dengan energi yang baik dan membuka pintu bagi hal-hal positif untuk datang.

12. Mengunjungi Rumah Orang Tua dari Istri

Anjuran bagi wanita yang sudah menikah untuk tidak mengunjungi rumah orang tua

Yang berikutnya adalah pantangan bagi perempuan yang sudah menikah untuk mengunjungi rumah orang tuanya pada saat perayaan Tahun Baru Cina. Kepercayaan ini merupakan bagian dari tradisi Imlek yang memiliki makna simbolis dan berkaitan dengan penghormatan keluarga, menghindari kesialan, serta menjaga harmoni.

Meskipun larangan berkunjung ke rumah orang tua ini masih dipraktikkan oleh sebagian masyarakat, penerapannya semakin fleksibel seiring perubahan zaman.

13. Memberi Angpao Dalam Jumlah Ganjil

Memberi angpao tidak boleh dalam angka ganjil atau angka 4

Orang Tionghoa menyukai angka genap, maka dari itu memberikan angpao dengan jumlah ganjil selalu di hindari karena menurut kepercayaan, angka ganjil diasosiasikan dengan upacara pemakaman atau perpisahan.

Angka ganjil dianggap sebagai angka tunggal dan tidak lengkap, sehingga kurang cocok untuk perayaan yang bermakna kebahagiaan dan keberuntungan seperti Imlek.

Sebaliknya, angka genap melambangkan keseimbangan, harmoni, dan keberuntungan yang datang berpasangan. Dengan memberikan angpao dalam jumlah genap, kecuali angka 4 (karena pengucapannya mirip dengan kata mati), dipercaya akan membawa keberuntungan bagi penerima maupun pemberi. 

14. Jangan Menjahit

Menjahit saat Imlek dipercaya membawa nasib buruk

Menjahit pada hari pertama Imlek dikaitkan dengan menjahit kesulitan sehingga akan membawa nasib buruk. 

Aktivitas menjahit juga dianggap sebagai pekerjaan yang berat dan melelahkan, sehingga perlu dihindari di awal tahun baru yang seharusnya diisi dengan kebahagiaan dan relaksasi. Selain itu, melakukan pekerjaan berat di awal tahun baru Imlek diyakini dapat membawa kesulitan dan tantangan di sepanjang tahun. 

Sekian informasi mengenai tradisi kepercayaan dalam Imlek yang menarik untuk disimak. Meskipun zaman terus berkembang, penting bagi kita untuk tetap menghormati tradisi dan kepercayaan yang telah diwariskan secara turun-temurun. Pantangan-pantangan saat Imlek merupakan bagian dari kekayaan budaya yang patut dilestarikan. 

Dengan memahami dan menghormati tradisi ini, kita dapat mempererat tali persaudaraan dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat. Selamat Tahun Baru Imlek! Gong Xi Fa Cai!

Bagikan:

Related Post:

RUmah mewah 2 lantai
grand almas residence

Dijual rumah mewah 2 lantai di kawasan strategis dan berkembang Tigaraksa, Tangerang.

Artikel Terbaru
Scroll to Top